Kamis, 12 November 2009

MENYIKAPI WAKTU


Maha perkasa Allah, Zat yang memiliki segala keagungan, kemuliaan, keunggulan, dan segala kelebihan lainnya. Zat yang Mahasempurna sifat – sifatnya, tiada satu kejadian pun yang terbatas dari kekuasaan-Nya. Allah zat yang Mahaadil meningkatkan derajat siapa saja yang Dia kehendaki dan menghinakan siapa saja yang dikhendaki-Nya. Namun, sesungguhnyalah kemulian dan kehinaan yang ada pada diri kita merupakan buah dari segala amal yang telah kita lakukan. Tidak bisa tidak karena Allah tidak pernah zalim terhadap hamba – hamba-Nya.
Sungguh betapa banyak orang yang cukup potensial, tetapi tidak bisa menjadi unggul.salah satu sebabnya adalah karena ketidakmampuannya dalam mengelola waktu. Yakinilah bahwa kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam urusan dunia dan akhirat adalah sangat bergantung pada bagaimana kesungguhannya dalam menyikapi waktu. Kita saksikan betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa tak pernah punya waktu, sedangkan beberapa orang yang lain selalu mencari jalan untuk membunuh waktu.
Padahal, Allah Yang Mahacermat dan Mahaadil membagikan waktu dengan seadil – adilnya, dengan secermat – cermatnya tanpa akan luput satu pun. Setiap orang pastilah akan mendapat jumlah waktu yang sama. Yaitu 60 menit setiap jam dan 24 jam setiap hari, ditempat manapun didunia ini. Di Negara maju, negra berkembang, atau Negara hancur terpuruk sekalipun setiap orang memiliki waktu 24 jam perhari, 60 menit per jam. Singapura 24 jam per hari, singaparna 24 jam perhari, Chicago 60 menit per jam, Cikaso 60 menit per jam, semuanya sama. Pengusaha sukses, yang jatuh bangun, atau bahkan yang bangkrut sekalipun tetap memiliki waktu 24 jam per hari, 60 menit per jam.
Ada orang yang dalam waktu 24 jam itu mampu mengurus Negara, jutaan orang, atau aneka perusahaan raksasa dengan beratus ribu orang, tapi ada dalam waktu 24 jam mengurus diri sendiri saja tidak mapu. Karekteristik waktu memang sebuah keunikan sendiri. Bahkan, ia suatu misteri kehidupan, yang terekam dalam tik tok jam, tercatat dalam buku harian, terhitung dalam waktu kalender tahunan, walau sebenarnya ukuran – ukuran itu akan kurang berarti sebab ukuran waktu yang nyata adalah kehidupan kita sendiri. Hidup kita adalah waktu itu sendiri, yang menggelinding tiada henti. Sebagai mahluk ciptaan-Nya, waktu ternyata memiliki sifat tersendiri, waktu adalah terpendek karena tak pernah cukup menyelesaikan tugas hidup. Waktu adalah saksi sejarah yang akan membeberkan segala kehinian dan kenistaan yang kita lakukan.
Waktu adalah perekam pribadi yang akan mengekalkan segala keagungan dan kemulian seseorang. Yang utama, waktu adalah modal kita, kehidupan kita. Tiada yang dapat terjadi tanpa dia. Oleh karena itu, sungguh suatu kerugian yang sangat besar apabila seorang hamba tidak dapat memanpaatkan waktunya dengan sangat baik dan optimal

Tidak ada komentar: